INTERUPSI KEMALUAN*
merdeka semakin terjebak
ke dalam simbolitas.
Menyeret jatah hormat!
melancipkan
telunjuk pada alis:
di jidat manusia.
Padahal anak-anak kita,
memburai ususnya! sendiri
meletupkan! kemaluannya
kemaluan! bukan lagi isi celana dalam
*Kontol!* pada otak.
========================================
*ANJING menyalak* lagi kepada besok
Di tubuh untuk *mencari kehendak*
tentang kematian
*KELAMIN DIJILATNYA*
*MENEMUI ATMOSFIR*
*KEMANJAAN SEMESTA*
*Jika kelamin* tidak lagi menjadi pembeda
ANJING KEMBALI MENYALAK
*Mencair* jelaga matahari
*Di air mata*
* *
*Anjing menyalak mencari kehendak*
*Jika kelamin mencair di air mata*
* *
Jebakan makna mulai membohongi sejarah
Menjajah waktu seperti kesetiaan tak menanti
Mendesak di rahim angin kemanjaan semesta
Takdir pun menujum di akhir cahaya
* *
*ANJING*
==================================
*SEBATANG ROKOK *
*BERASAP*
*PADA BIBIR VAGINA*
* *
Nafasnya mengapung mengeksekusi kehidupan
Telah dijualnya senyuman pada setiap dengkuran
Aku tidak tahu tentang mantera
Seketika computer menjejali film porno
Bermain tentang kecewa yang tersedak di dalam layar
*/Sesaat ia berpaling memandang bingkai poto/*
*/Gambar yang menjejali seisi kamarnya/*
*/Poto yang biasa tampil di televisi/*
* *
*Dari acara selebritis untuk onaninya*
*Dari acara kenegaraan yang pun untuk onaninya*
*Dari berita juga untuk onaninya*
=======================
ONANI
Bokongnya mulai menujumkan sepi
Dari kilatan bedil ia menghitung karma
Kesenyapan membusuk setiap kisah melankolis
Menikam mimpi menusuk teriaknya mencaci nyali
Di balik lipatan kutang
Ia mati
MAMPUS
*VAGINA *
*MEMAKAN *
*OTAKKU*
============
Nursam Nurdin Matto, orang biasa yang tidak memiliki kehebatan apa-apa dibanding penulis puisi lainnya, hanya saja ia senang bikin puisi. Karya ini ditujukan kepada BENGKEL SASTRA BSID UNM, selamat ulang tahun.
Kamis, 11 Desember 2008
Langganan:
Postingan (Atom)