Kamis, 11 Desember 2008

PUISI-PUISI MATTOREANG

INTERUPSI KEMALUAN*

merdeka semakin terjebak

ke dalam simbolitas.

Menyeret jatah hormat!

melancipkan

telunjuk pada alis:

di jidat manusia.

Padahal anak-anak kita,

memburai ususnya! sendiri
meletupkan! kemaluannya

kemaluan! bukan lagi isi celana dalam

*Kontol!* pada otak.

========================================

*ANJING menyalak* lagi kepada besok

Di tubuh untuk *mencari kehendak*

tentang kematian



*KELAMIN DIJILATNYA*

*MENEMUI ATMOSFIR*

*KEMANJAAN SEMESTA*



*Jika kelamin* tidak lagi menjadi pembeda

ANJING KEMBALI MENYALAK

*Mencair* jelaga matahari

*Di air mata*

* *

*Anjing menyalak mencari kehendak*

*Jika kelamin mencair di air mata*

* *

Jebakan makna mulai membohongi sejarah

Menjajah waktu seperti kesetiaan tak menanti

Mendesak di rahim angin kemanjaan semesta

Takdir pun menujum di akhir cahaya

* *

*ANJING*

==================================

*SEBATANG ROKOK *

*BERASAP*

*PADA BIBIR VAGINA*

* *

Nafasnya mengapung mengeksekusi kehidupan

Telah dijualnya senyuman pada setiap dengkuran

Aku tidak tahu tentang mantera

Seketika computer menjejali film porno

Bermain tentang kecewa yang tersedak di dalam layar



*/Sesaat ia berpaling memandang bingkai poto/*

*/Gambar yang menjejali seisi kamarnya/*

*/Poto yang biasa tampil di televisi/*

* *

*Dari acara selebritis untuk onaninya*

*Dari acara kenegaraan yang pun untuk onaninya*

*Dari berita juga untuk onaninya*

=======================

ONANI

Bokongnya mulai menujumkan sepi

Dari kilatan bedil ia menghitung karma

Kesenyapan membusuk setiap kisah melankolis

Menikam mimpi menusuk teriaknya mencaci nyali

Di balik lipatan kutang

Ia mati

MAMPUS



*VAGINA *

*MEMAKAN *

*OTAKKU*

============



Nursam Nurdin Matto, orang biasa yang tidak memiliki kehebatan apa-apa dibanding penulis puisi lainnya, hanya saja ia senang bikin puisi. Karya ini ditujukan kepada BENGKEL SASTRA BSID UNM, selamat ulang tahun.