Minggu, 23 November 2008
Optimis Terapkan Metode Laskar Pelangi in Actions
INTERVIEW ANDREA HIRATA
Curat marut dunia pendidikan di Indonesia menggerakkan nalurinya untuk bertindak. Rasa kepedulian yang tinggi telah membawa Andrea Hirata menciptakan suatu konsep baru dalam hal pendidikan. Tidak salah jika Laskar pelangi menjadi booming dalam sekejap lantaran banyaknya bengkalai pada dunia pendidikan.
Seperti apa metode yang diciptakan lajang kelahiran pulau Belitong, propinsi Bangka Belitung ini? Bagaimana proses konsep tersebut dijalankan? Lalu Sejauh mana keberhasilan konsep yang akan ditawarkannya? Kepada wartawan Harian Fajar, Abdul Rahman, pengarang karya monumental tetralogi Laskar Pelangi ini menuturkannya di SMA Athirah Bukit Baruga Antang, Selasa 22 April 2008.
Di dalam karya monumental anda, ide yang banyak diperbincangkan orang adalah sorotan terhadap dunia pendidikan. Sebenarnya, bagaimana perspektif anda tentang kondisi pendidikan di Indonesia?
Sebelumnya, saya ingin berterimakasih atas sambutan hangat warga Makassar kepada saya hari ini (kemarin. red). Saya sudah menduga jika kedatangan saya untuk sharing dan berdiskusi akan mendapat apresiasi positif dari warga di daerah ini. Menjawab pertanyaan anda, saya kira yang menjadi hal terpenting adalah integritas. Saya kira inilah yang paling urgen, pengajar dan murid atau siswa harus mempunyai integritas.
Maksud Anda?
Jadi, sebenarnya saya tidak keberatan apabila pendidikan itu menjadi komersial. Ini hal yang berbeda karena jika komersialisasi itu untuk kebaikan pendidikan, itu tidak apa-apa. Apalagi banyak orang yang bisa membayar untuk mendapatkan fasilitas yang baik dalam menuntut pendidikan. Nah, biasanya jika sekolah dengan pembayaran yang mahal maka fasilitas juga bagus. Sekolah itu tidak harus marginal. Mentalitas itu tidak bisa dibentuk dengan badan yang marginal dan kehidupan yang susah.
Bisa Anda berikan Contohnya?
Biasanya ada anggapan bahwa orang bisa sukses karena hidupnya penuh dengan perjuangan dan kesusahan. Saya kira itu pendapat yang keliru. Jika anda kaya silahkan hidup jadi orang kaya. Yakinlah bahwa anda juga bisa sukses. Silahkan tuntut pendidikan sesuai dengan kemampuan tersebut. Pendapat itu saya kira malah membunuh peluang bagi anak-anak kaya untuk bisa sukses. Banyak orang miskin yang sukses. Banyak orang kaya yang sukses. Orang miskin yang gagal malah lebih banyak, meski telah berjuang berjibaku mati-matian, begitu pula dengan orang kaya. Jadi menurut saya tidak ada hubungan antara kekayaan dan kemiskinan. Yang berhubungan adalah integritas, eksis, dan metalitas orang. Itulah esensi pendidikan yang sesungguhnya.
Nah, bagaimana pendapat anda tentang jargon-jargon pendidikan gratis?
Hati-hati dengan pendapat tersebut karena sudah pernah dicoba di sebuah sekolah. Dulu ketika biaya sekolah ada prestasi yang ada pada siswa sangat bagus. Namun, setelah kebijakan berubah menjadi pendidikan gratis prestasi malah anjlok. Alasannya, lantaran semua fasilitas pendidikan diberikan secara gratis sehingga mereka seenaknya saja. Mereka merasa tidak berkorban. Ingat masalah pendidikan tidak sederhana. Ini adalah masalah yang kompleks.
Jika melirik persoalan ini lebih jauh, sebenarnya apa yang menjadi konsep utama Anda dalam karya Laskar Pelangi untuk diwujudkan sebagai bentuk perhatian kepada dunia pendidikan?
Nah, saya punya model pendidikan yang disebut Laskar Pelangi in Actions. Ini adalah model pendidikan inisiatif. Jadi, orang-orang dalam komunitas sosial masing-masing berinisiatif saja. Membuat cluster-cluster tanpa harus menunggu pemerintah. Saya kira banyak orang cerdas di negeri ini apalagi ia tamatan luar negeri. Mereka punya waktu hari Sabtu-Minggu yang bisa dimanfaatkan untuk membuka sekolah gratis. Dan itu sudah saya mulai dari sekarang dengan memberikan pelajar matematika, fisika, kimia, bahasa asing, dan beberapa mata pelajaran lainnya.
Bagaimana sambutan masyarakat tentang ide tersebut?
Sudah dua kali kami melakukan hal tersebut. Alhamdulillah reaksi dan tanggapan masyarakat secara luas sangat apresiatif. Karena dari awal saya percaya bahwa pelajaran itu dibentuk dilihat dari segi pola pendekatannya. Misalkan, ada seorang anak yang sangat pintar di suatu sekolah. Namun, karena ada guru yang tidak cocok dengan gurunya, membuat anak tersebut tidak dapat mengembangkan diri. Kelas yang saya buka ini memberikan guru-guru baru, pendekatan baru dan metode pelajaran yang baru, sehingga ada nuansa yang berbeda dirasakan oleh siswa ketimbang belajar di sekolahnya.
Bisa diurai secara singkat konsep Laskar Pelangi in Actions itu?
Jadi ini sudah dua kali kami lakukan. Yang pertama lakukan dalam bentuk triout yang kami biayai sendiri. Konsep ini bukan tindakan instan dan spontan. Tapi merupakan tindakan yang memutuhkan proses. Kami menggunakan 30 orang anak yang kami uji secara ketat dengan penilaian yang ketat pula. Nah, dari jumlah tersebut hanya satu orang yang bisa lulus. Usai itu, kita panggilkan psikolog yang melakukan pengujian untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan mereka. Setelah semua lengkap, mereka lalu dibuatkan kelas. Kelas tersebut disiapkan untuk pendidikan mereka selama sepekan. Di luar jam sekolah mereka kisa sisihkan beberapa jam setiap hari secara intensif untuk mata pelajaran tertentu. Gurunya, bisa anda bayangkan kami datangkan dari universitas terkenal seperti ITB dan UI dan kami tanggung semua kebutuhannya selama mengajar. Model ini kami terapkan tanpa memungut pembayaran. Rencananya, menjelang ujian masuk perguruan tinggi nanti metode tersebut akan kami lakukan lagi.
Model pembelajarannya?
Yang pasti tetap menggunakan metode klasikal. Ada murid ada guru. Hanya bedanya adalah dalam satu kelas kami lengkapi dengan alat-alat teknologi canggih dengan akses internet yang full dan alat-alat peraga yang lebih santai dan interaktif. Dalam satu pekan untuk satu mata pelajaran saya perkirakan menghabiskan waktu 50 jam.
Ini menarik, Anda menguji 30 anak yang hanya lulus satu orang. Dari hasil tes psikologi, apa kecenderungan yang anda temukan pada dini anak tersebut?
Kasus yang kami dapatkan terjawab setelah uji psikologi. Hasilnya adalah ternyata anak-akan itu bukannya tidak pintar. Intelektualitasnya lumayan, namun mereka ternyata mempunyai problem dalam kepercayaan diri. Potensinya bagus tapi memang tidak percaya diri.
Apa target Anda dari metode ini?
Jauh sebelum konsep ini dibuat, kami telah menimbang-nimbang hasil yang kami akan capai. Paling tidak dari 30 orang tadi ada lima orang yang memiliki kapasitas intelektualitas yang memadai, jadi kami tidak muluk-muluk. Selain itu, karena kami juga memasukkan materi motivasi sehingga kami harapkan lulusan dari metode ini dapat mengasah kepercayaan dirinya untuk bisa berkembang menuju kesuksesan.
Pertanyaan terkahir, Laskar Pelangi rencananya akan difilmkan. Secara resmi kapan film itu dilaunchingkan?
Resminya tanggal 25 Mei bersamaan dengan peluncuran buku keempat Maryamah Karov. Film itu disutradarai oleh orang Sulsel asli Enrekang yaitu Riri Reza dengan produser Mira Lesmana. Saya lihat ada definisi baru dalam film itu karena ada warna yang ditawarkan oleh sutradanya. Sangat jelas ada perbedaan dengan memunculkan pengembangan-pengembangan dan angle-angle baru dari pada buku yang saya tulis. Akan tetapi secara esensi tidak bergeser dari esensi yangsesungguhnya. Saya optimis film ini akan menjadi film yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. (parsiabdi@yahoo.co.id)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Pak andrea hirata mang keren, kalau ketemu pak andrea lagi tanyakan dunk tu bener gak klo dia bikin kapal 'mimpi-mimpi lintang' di Maryamah Karpovnya,
Posting Komentar